Seorang Penjaga
Museum Lubang Buaya yang Digaganggu oleh “Makluk Halus” di Hampir Setiap Malam
Menjadi penjaga museum merupakan salah satu pekerjaan yang membutuhkan
kedisiplinan yang tinggi dan keberanian atas hal- hal janggal yang tidak masuk
akal. Mereka harus membiasakan diri agar tidak terganggu dengan yang namanya “kegiatan-
kegiatan astral”, demi untuk mendapatkan uang dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Hal tersebut tidak terkecuali pada Museum Monumen Pancasila Sakti atau
yang biasa disebut sebagai Museum Lubang Buaya. Museum tersebut terletak di Jalan
Monumen Pancasila Sakti No.1, RW.9, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur. Museum Lubang Buaya dibuat khusus untuk mengenang sejarah
penting yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu pada peristiwa G30S PKI 1965.
Museum ini Menggambarakn kekejaman dan pengkhianatan yang telah dilakukan PKI terhadap
bangsa Indonesia. Tempat ini dulunya merupakan tempat pembuangan jenazah 6 Jendral
dan seorang perwira menengah yang menjadi korban kekejaman PKI. Mereka juga
melakukan penyiksaan- penyiksaan kepada 7 pahlawan nasional sebelum akhirnya
mereka dibunuh dan dibuang. Gambaran peristiwa seperti ini yang membuat Museum
Lubang Buaya menjadi tempat angker sehingga muncul banyak mitos- mitos makhluk
halus yang sering menampakan eksistensi dirinya pada malam hari.
PERKENALAN SINGKAT
(Sutuasi interview
dengan penjaga Museum Lubang Buaya)
Muhammad Basyir (54 tahun) adalah salah satu penjaga Museum Lubang Buaya
yang sudah bekerja selama hampir 10 tahun. Beliau mengaku sudah mempelajari
serta mengalami banyak hal semenjak pertama kali bekerja disini pada tahun 2011
lalu. Muhammad Basyir merasa sangat senang menjadi bagian dari museum karena
beliau memiliki ketertarikan sendiri terhadap benda- benda sejarah, khususnya
sejarah Indonesia. Walaupun seringkali pekerjaan ini dianggap remeh, dia
mengatakan bahwa menjadi penjaga itu tidaklah mudah dan dibutuhkan ilmu
tertentu untuk dapat bertahan di dalamnya.
“Saya disini ngerasa enak dan nyaman- nyaman aja sih. Mungkin itu juga
karena kesukaan saya sama hal- hal yang berbau sejarah Indonesia, ya makanya
saya jadi seneng aja bekerja di Lubang Buaya ini karena kaya kerja sambil main
aja ngambil ilmu. Kerja disini juga jangan
dikira gampang loh, ada ilmu- ilmu yang harus diepelajari dulu sebelum jadi
penjaga kaya saya ini.” Ujar Muhammad Basyir melalui wawancara langsung.
Muhammad Basyir menganggap pekejaaan penjaga museum yang dilakukannya
sekarang dan melestarikan sejarah Indonesia adalah salah satu bentuk kedaulatannya
terhadap negara sehingga Indonesia tidak melupakan pengkhianatan yang telah
dilakukan PKI, memberikan ilmu yang berharga kepada setiap pengunjung yang ada,
serta menyadarkan masyarakat Indonesia agar tidak terjerumus kedalam aliran
pembangkang seperti PKI.
“Alasan saya memilih museum ini ya saya menganggap bahwa pekerjaan ini
adalah sebuah bukti kedaulatan saya kepada negara gitu. Saya bekerja sambil
belajar juga terus, saya juga memberikan ilmu kepada pengunjung supaya mereka
tidak lupa dengan kejadian itu dan jangan sampe terjerumus gitu.” Ujar Pak
Basyir.
(Gambar Sumur Maut
Lubang Buaya yang digunakan oleh PKI untuk membuang mayat ke-7 para pahlawan
bangsa)
Di sumur maut inilah para pahlawan negara dibuang jasadnya oleh PKI. Sumur
ini memiliki kedalaman 12 meter kebawah. Para pahlawan bangsa ditemukan jasadnya
sudah tak bernyawa dan tertumpuk satu sama lain.
Dikarenakan peristiwa sejarah mengerikan yang terjadi di dalam sumur, terdapat
mitos- mitos masyarakat awam mengenai adanya fenomena aneh tapi nyata yang
terjadi pada sumur maut tersebut sehingga dijadikan sebagai sumur angker. Salah
satu mitos yang tersebar di dalam masyarakat adalah terdengarnya suara teriakan
dari dalam sumur ketika malam hari, namun ketika sumur di dekati tidak ada
siapa- siapa disekitar wilayah sumur apalagi di dalam sumur tersebut.
Tenyata hal tersebut dibenarkan juga oleh Pak Basyir ketika ia baru
bekerja sebagai penjaga di Museum Lubang Buaya. Pak Basyir sering mendengar
suara seperti orang minta tolong atau orang yang sedang menangis yang berasal
dari sumur tersebut. Sontak suara- suara yang terjadi membuat Pak Basyir gugup dan
harus segera mengecek kondisi di daerah sumur. Namun ketika sampai sumur, ternyata
disitu tidak ada satu orang pun sama sekali. Hal tersebut membuat Pak Basyir
kebingungan dan
“ya kalau pengalaman serem pasti ada, namanya juga tempat begini kan. Tapi
kan kita sebagai penjaga gaboleh takut, harus berani. Contohnya aja itu di
deket sumur suka ada suara teriakan kaya “tolong tolong”, atau orang nangis,
tapi pas di deketin gaada siapa- siapa disitu, sepi banget padahal itu.” Ujar
Pak Basyir.
(Diorama penyiksaan yang dilakukan PKI kepada 6 Jendral dan seorang Perwira di Rumah Penyiksaan)
Di dalam Museum Lobang Buaya, terdapat rumah penyiksaan
yang digunakan oleh PKI untuk menyiksa para jendral dan periwira, sebelum
akhirnya dibunuh dan dibuang. Rumah tersebut juga diisi dengan replica patung
buatan untuk menggambarkan diorama reka adegan peristiwa penyiksaan yang
terjadi pada saat itu. Banyaknya darah buatan yang digabungkan dengan replica wajah
yang cukup realistis membuat patung- patung tersebut terasa sangat menyeramkan.
Siang hari saja, kadang- kadang ada pengunjung yang merasa dilirik oleh patung
tersebut. Mitosnya ada juga yang melihat sesosok tentara berdarah.
“Kalau berdasarkan pengunjung sih ada aja yang cerita-
cerita tentang gimana mereka ngerasa diikutin, ngeliat atau diliatin sama
makhluk- makhluk disini.” Kata Pak Basyir.
Kalau berdasarkan pengalaman Pak Bashir sendiri
sebagai penjaga museum, dia hanya pernah merasa dilirik oleh sesuatu, namun belum
pernah melihat ataupun merasa diikut, Namun beliau pernah bermimipi di datangi
oleh makhluk tentara berdarah saat sedang tidur. Menurutnya kejadian tersebut menjadi
salah satu pengalaman terseram yang pernah ia miliki. Beliau menceritakan bahwa
ia pernah bermimpi didatangi oleh sesosok seperti tentara yang sudah tua sedang
memegang sesuatu, dan sebelah mukanya sudah hancur. Hal tersebut membuat Pak
Bashir cukup kaget dan terbangun dari tidurnya. Apalagi mimpi tersebut sering
kali muncul di hampir setiap malam pada beberapa tahun awal dia bekerja menjadi
penjaga.
“Kalau ngeliat secara langsung sih belom pernah saya
tentang mitos- mitos itu. Paling ngerasa diliatin aja sih. Tapi kalau bicaranya
pengalaman terserem disini sih, saya dulu sering banget yang namanya mimpi
setan. Jadi saya dulu itu pernah mimpi di datengin tentara tua yang banyak
darahnya gitu sambil megang senjata atau apa gitu kurang jelas, dan sebelah
mukanya tuh udh rusak.”
Pak Bashir kemudian berpesan bahwa pengalaman seram
sebagai penjaga itu pasti ada di setiap museum. Beliau merasa bahwa yang bisa
dilakukan oleh manusia adalah untuk tidak takut dan percaya kepada Allah sebagai
muslim yang baik.
“ya tapi kalo pengalaman serem sih kayanya semua
orang, semua penjaga museum juga pernah kayanya. Saya juga udah mulai berkurang
tapi pengalaman kaya gitu- gitu. Yang
bisa kita lakuin cuma berserah diri sama Allah, karena gimana pun manusia itu
lebih tinggi derajatnya dibandingkan makhluk lain.” tutup Pak Basyir.
Comments
Post a Comment